2/11/2014

MAKALAH METODE PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM



METODE PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Sofa Muthohar

Oleh:
MUHAMMAD QOSYIM (NIM. 133211027)
 FARIDATUL HIDAYAH (NIM. 133211028)
AHMAD ARIF MUZAKI (NIM.133211029)
AKHMAD KHAYATUDDIN (NIM.133211030)
ISWANTO (NIM.133211031)
MARASUDIN SIREGAR (NIM.133211032)
LELA ISTIFAROH (NIM.133211033)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.                   PENDAHULUAN
Keberhasilan da’wah Rasulullah SAW dapat disimpulkan pula sebagai keberhasilan pendidikan yang merupakan tanggungjawab kenabiannya, kondisi umat yang yang jahiliyyah dapat berubah menjadi khair al-ummah, tentu hal ini mengindikasikan adanya metode-metode pendidikan beliau yang tepat dan akurat. Kondisi umatdewasaini juga mengalami kemunduran terutama dalam hal moral, maka tentu pendidikan agama disini harus berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan umat. Sehingga seyogyanya keberhasilan pendidikan Nabi seharusnya menjadikan contoh dalam proses kependidikankhususnya dalam metode pembelajaran Nabi SAW.Nabi Muhammad SAW dalam pembelajaran beliau mengkonsentrasikan kepada pengajaran akidah yang benar dan tazkiyah al-nafs, keseimbangan dalam ilmu dan amal, mengajarkan ilmu dan berdakwah, menjaga kesehatan jasmani dan akal serta bijaksana dalam menyikapi problem, sehingga diketahui juga bahwa Nabi sangat mengusai berbagai macam metode pengajaran. Keberhasilan pendidikan Nabi Muhammad adalah karena penerapan metode cinta kasih kepada murid-muridnya, sehingga terjalin ikatan emosional yang kuat bagi mereka.
Metodepengajaran memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengajaran dan pendidikan.Pengajarantampak lebih terkait dengan pemberian wawasan kognitif kepada peserta didik,yang selanjutnya dapat menimbulkan pengertianyang mendukung penghayatan dan pengamalan secara lebih mantap.Dengandemikian pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan untuk tercapainya tujuan pengajaran sangat ditentukan oleh metodeyang diterapkan.
Islam sebagai ajaran yang bersifat terbuka, menghargai pendapat manusia atau ijtihad,berorientasi kepada sekarang dan masa depan dan progresif sangat mendukung adanya upaya-upaya ijtihad dalam bidang metode pengajaran. Pada makalah ini akan dibahas metode pendidikan dalam perspektif islam.

II.        RUMUSAN MASALAH
A.    Apakahyang dimaksud metode pendidikan perspektif islam?
B.     Apa saja macam-macam metode pendidikan perspektif islam?
C.     Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan?
D.    Apa saja tujuan, tugas, dan fungsi metode pendidikan perspektif islam?

III.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Pendidikan
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”.[1][1] Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi. Ilmu-ilmu tersebut erat kaitannya dengan metode karena didalamnya dijumpai pembahasan tentang jiwa dan perkembangan manusia sebagai salah satu pertimbangan dalam menyampaikan teori, konsep dan wawasan kepadanya.
Metode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran.Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaran.[2][2]
Metode pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai suprasistem ([soo'prah-sis"tem] sistem yang sangatkompleks,sepertibangsa ataumasyarakat).[3][3] Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik.Abd al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan, pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah.
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Disamping itu, pendidikpun perlu memahami metode-metode intruksional yang aktual yang dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam istilah Al-Qur’an disebut dengan pemberian anugerah (tsawab) dan hukuman (‘iqob).
Selain kedua hal tersebut, bagaimana seorang pendidik dapat mendorong peserta didiknya untuk menggunakan akal pikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya (QS.Fushshilat: 53, al-Ghasyiyah: 17-21),mendorong peserta didik untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam kehidupan sehari-hari (QS.Al-Ankabut: 45, Thaha: 132, Al-Baqarah: 183). Seorang pendidikpun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini bahwa islam merupakan kebenaran yang sesungguhnya, serta memberi peserta didik dengan praktik amaliah yang benar serta  pengetahuan dan kecerdasan yang cukup.[4][4]

B.     Macam-Macam Metode Pendidikan
Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metodeyang dikemukakan para ahli.Yaitu metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi, simulasi, eksperimen, penemuan dan proyek atau unit.
Macam-macam metode pengajaran ini secara singkat telah terdapat dalam perspektif islamdapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan.
Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistemik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespons serta memotivasi belajar yang kuat dari peserta didik. Pada akhir ceramah perlu disampaikan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.

2.      MetodeDiskusi dan Tanya Jawab
Metode ini diterapkan oleh Nabi Muhammad saw dalam rangka memberikan kesan perhatian kepada peserta didik, memberikan motivasi, dan mengetahui potensi akal peserta didik untuk dapat menjelaskan lagi apa yang telah peserta didik ketahui. Dan metode ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur akan pemahaman yang dikuasai peserta didik terhadap materi-materi yang telah diberikan oleh Rasulullah (menyelami sejauh mana tingkat kecerdasan dan pemahaman peserta didik).
Metode ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan dari bahan pelajaran yang akan diajarkan dan mengajukan pertanyaan. Metode ini banyak digunakan karena dapat menarik perhatian, memacu keberanian, merangsang daya piker, membangun keberanian, melatih kemampuan berbicara serta daritanya jawab tersebut guru mengetahui kemampuan siswa secara objektif. Disisi lain metode ini juga menimbulkan rasa takut pada peserta didik tertentu.[5][5]

3.      MetodeUshwah Hasanah
Metode ini tergolong dalam metode pendidikan agama yang tertua dan paling sulit, dengan metode ini pendidikan agama disampaikan melalui contoh teladan yang baik dari pendidiknya.
Umar bin Utbah berkata kepada guru anaknya: “Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam mendidik anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena matanya melihatmu. Kebaikan baginya adalah apa yang kau lakukan, dan keburukan adalah apa yang kau tinggalkan.” (Al-Ajami, 2006: 132)
Dikatakan: carilah guru yang baik agamanya untuk mengajar anakmu, karena agama anak tergantung pada agama gurunya. Rasul adalah teladan utama bagi muslimin, (QS Al-Ahzab:21). Ia teladan dalam keberanian, konsisten dalam kebenaran, pemaaf, rendah hati dalam pergaulan dengan tetangga, pada sahabat, dan keluarganya. Pendidik harus meneladani Rasul dan para sahabat.

4.      MetodeEksperimen
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu sepert pelajaran yang berhubungan dengan alam, kimia, dan sejenisnya.Biasanya terhadap ilmi-ilmu alam yang di dalam penelitian menggunakan metode yang sifatnya objektif.Eksperimen ini dapat dilakukan didalam kelas, diluar kelas ataupun didalam laboratorium tertentu.[6][7]

5.      MetodePemberianTugas
Suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil dari tugas tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya. Tanggung jawab itu berupa menjawab test yang diberikan oleh guru baik secara lisan ataupun tertulis.[7][8] Yang terpenting dalam metode ini adalah melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis, bebas dan ilmiah sehingga dapat memecahkan problem yang dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggung-jawabkannya.

6.      Metode Anugerah
Metode anugerah ini pada hakikatnya memanafaatkan kecenderungan manusia yang pasti memiliki cita-cita, harapan dan keinginan. Maka dengan metode ini, sesorang yang mengerjakan perbuatan yang baik atau mencapai prestasi tertentu, diberikan suatu anugerah yang menarik sebagai imbalannya. Dengan demikian orang dirangsang untuk mengejar anugerah yang diinginkan, dengan melakukan suatu perbuatan atau mencapai suatu prestasi.
Bentuk kongkrit dari metode ini adalah pemilihan bintang pelajar, pemberian tanda penghargaan, melalui perlombaan-perlombaan yang para pemenangnya diberikan hadiah-hadiah menarik.
7.      Metode Hukuman
Metode yang berbentuk pemberian tindakan tertentu yang dijatuhkan kepada anak didik secara sengaja dan sadar, sehingga menimbulkan kesusahan bagi mereka yang diharapkan dapat menimbulkan rasa menyesal dan sadar akan kesalahannya serta berjanji tidak mengulangi kesalahannya. Metode ini seharusnya dipergunakan oleh pendidik sebagai alternatif terakhir bila anak didik telah terlebih dahulu diberikan teguran, peringatan namun mereka masih saja bekelakuan buruk.
Masih banyak lagi metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan masing-masing dari suatu kegiatan belajar-mengajar.

C.    Faktor-FaktoryangPerludi Pertimbangkan dalam Memilih Metode Pendidikan
Sebuah metode akan menjadi efektif apabial digunakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor sebagai berikut:
1.      Faktor tujuan dan bahan pelajaran
Sebagaimana diketahui bahwa setiap proses pendidikan atau pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Perbedaan tujuan ini menghendaki adanya perbedaan metode yang digunakan. Demikian pula, bahan pelajaran yang akan diajarkanpun harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode.
Islam memberikan panduan dan arahan tentang cara menggunakan metode dengan memperhatikan tujuan dan bahan pelajaran, yaitu berpadunya metode dan cara-cara dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa ajaran dan akhlak islam yang mulia. Pendidik muslim, baik sebagai bapak, guru, labia atau da’i, mengambil tujuan-tujuan metode, prinsip dan alat-alatnya dari akhlak islam. Misalnya guru memulai pelajarannya dengan menyebut nama Allah dan memuji kepada-Nya, serta bersholawat yang mulia. Kemudian ditutupnya seperti sewaktu membukanya.[8][9]

2.      Faktor peserta didik
Omar Mohammad al-Toumiy al-Syaibani mengatakan: “maka diantara kewajiban guru muslim adalah bahwa ia memahami sepenuhnya kekuatan dan ciri-ciri bio-psikologis, yang bermakna sekumpulan kekuatan dan ciri-ciri jasmaniah dan psikologis yang mempengaruhi tingkah laku pelajar pada proses belajarnya. Seorang guru muslim wajib memelihara dan mempertimbangkan berbagai ciri-ciri peserta didik tersebut dalam kegiatan pengajarannya untuk menjamin kejayaan dalam pekerjaannya.

3.      Faktor Lingkungan
Perbedaan lingkungan harus pula menjadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Lingkungan dirumah, sekolah, masyarakat, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya berbeda-beda.Hal ini menghendaki adanya perbedaan dalam menggunakan metode pengajaran.

4.      Faktor alat dan sumber belajar
Alat belajar dengan berbagai macamnya dan juga bahan belajar yang tersedia dengan berbagai macamnya, harus jadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Hal ini perlu dilakukan, karena setiap metode menghendaki alat dan sumber yang berbeda-beda.Alat dan sumber belajar untuk metode ceramah misalnya, berbeda dengan alat dan sumber belajar untuk metode simulasi, eksperimen, dan sebagainya.

5.      Faktor kesiapan guru
Penggunaan setiap metode menuntut wawasan, keterampilan dan pengalaman guru yang akan menerapkannya. Penggunaan metode ceramah misalnya jauh lebih mudah daripada penggunaan metode diskusi dengan berbagai macamnya. Seorang guru yang tdak memilikiwawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan metode tersebut, karena tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.[9][10]





D.    Tujuan, Tugas, dan Fungsi Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Pendidik dalam proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.
Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah mambuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.[10][11]







IV.      KESIMPULAN
            Dari pembahasan diatas penulis menyimoulkan sebagai berikut ;
1.      Metode pendidikan dalam perspektif adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat metodedan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT.
2.      Macam-macam metode pendidikan dalam perspektif islam, yakni metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, uswah hasanah, eksperimen, pemberian tugas, metode anugerah serta hukuman.
3.      Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan, yaitu faktor tujuan dan bahan pelajaran, peserta didik, lingkungan, alat dan sumber belajar serta kesiapan guru.
4.      Tujuan metode pendidikan dalam perspektif islam adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik. Adapun fungsinya adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan tugasnya adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir.

    V.      PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Cholid. 2009Manajemen Metode Pembelajaran Rasulullah SAW (Studi Atas Kitab Tarbiyah al-Nabi Liashabih Karya Khalid ‘Abdullah al-Qurasyi).Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah, et all..2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Mujib, Abdul dan  Jusuf Mudzakkir. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Nata, Abuddin. 2011.  Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ramayulis.2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Abrasyi, Al-, M. Athiyah, h Al-Tarbiyah wa Al-Ta’lîm, (Kairo: Isa Al-Babi An-Nalabi & Co., t.th.).
Ajami, Al-, Muhammad Abdussalam, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah: Al-Ushûl wa Al-Tathbîqât, (Riyadh: Dâr Al-Nâsyir Al-Daulî, 2006), Cet. I.


[1][1]Dr. Zakiah Daradjat, et all.,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. kedua, hlm. 1
[2][2]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), edisi pertama cet. kedua, hlm. 176
[3][3]Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), edisi pertama cet. ketiga, hlm. 165
[4][4]Ibid., hlm. 166
[5][5]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., op.cit., hlm. 181-183
[6][7]Ibid., hlm. 295
[7][8]Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet. kelima, hlm. 329
[8][9]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., op.cit. hlm. 199-200
[9][10]Ibid., hlm. 200-202
[10][11]Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si., op.cit., hlm. 167-168

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda


Online form powered by 123ContactForm.com | Report abuse

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons