Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam
ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi
pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut
Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu
At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil-Islamy (pengajaran
keIslaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang Islam), At-tarbiyyah
fil-Islam (Pendidikan dalam Islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan
dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan
Islami).
Arti Pendidikan Islam itu sendiri adalah
pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah
teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang
pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya
teori.
Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan
tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah
dari aspek perbedaan antara tarbiyyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan
pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih
diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih
mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan
ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas
cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti
upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok
orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,
baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial
sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua
orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup,
sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang
kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai
Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Menurut Prof. Dr.
Mohammad Athiyah al-Abrasyi pendidik itu ada tiga macam:
1) Pendidikan Kuttab
Pendidikan ini
ialah yang mengajarkan al-Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara
mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan menghafal
al-Qur’an semata.
2) Pendidikan Umum
Ialah
pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan
mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti
madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga.
3) Pendidikan Khusus
Adalah
pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau
lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.
A.
KONSEPSI
MENDIDIK, ANALISA TENTANG OBYEK DAN LINGKUP AKTIVITASNYA
B.
KAITAN ANTARA
PENCIPTAAN MANUSIA DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1)
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum
pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut
Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada
Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya
ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh
Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah.
Seperti dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku
menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira
ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan,
mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya
ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau
disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk
mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh
aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan,
perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam
adalah :
a)
Tujuan yang
berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah
laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
b)
Tujuan yang
berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku
individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
c)
Tujuan
profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al-Abrasyi, merinci tujuan akhir
pendidikan Islam menjadi
1.
Pembinaan
akhlak.
2.
Menyiapkan anak
didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3.
Penguasaan
ilmu.
4.
Keterampilan
bekerja dalam masyarakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir
pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1.
Tujuan
keagamaan.
2.
Tujuan
pengembangan akal dan akhlak.
3.
Tujuan
pengajaran kebudayaan.
4.
Tujuan
pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam
menjadi :
1.
Bahagia di
dunian dan akhirat.
2.
Menghambakan
diri kepada Allah.
3.
Memperkuat
ikatan keIslaman dan melayani kepentingan masyarakat Islam.
4.
Akhlak mulia.
C.
TUJUAN
PENDIDIKAN, ANALISA TENTANG MANUSIA UTAMA DAN TUJUAN HIDUP MUSLIM
1) Tujuan Pendidikan
a. Menurut Undang-Undang Dasar
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat
penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai
atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan
pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak
dicapainya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami
bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda
dengan Orde Baru.
Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan
tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai
dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.
Rumusan tujuan pendidikan yang dikemukakan di dalam
Ketetapan MPRS dan MPR serta UUSPN No. 2 Tahun 1989 adalah sebagai berikut:
1. Tap MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1996 Bab II Pasal 3 dicantumkan:
“Tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki Pembukaan dan Isi Undang-Undang
Dasar 1945”.
2. Tap MPR No. IV/ MPR / 1978 menyebutkan “ Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan, agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
3. Di dalam Tap MPR No. II / MPR/ 1988 dikatakan: “Pendidikan
Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkeperibadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani”.
4. Di dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan: Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki penetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan
b. Menurut Islam
Tujuan umum Pendidikan Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
ialah beribadah kepada Allah.
2) Analisa Tentang Manusia Utama
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat
wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh
pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan
didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh
pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan
bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme),
sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas
jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek
jasmani, disebutkan dalam surah al-Qashash ayat : 77 :
“Carilah
kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh
melupakan urusan dunia “
a) Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek
jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih
hidup didunia.
Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang
digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun
Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1) Kata Nazara,
dalam surat al-Ghasiyyah ayat 17 :
Ÿ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana dia diciptakan”
2) Kata Tadabbara,
dalam surat Muhammad ayat 24 :
Ÿ
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al
Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3) Kata Tafakkara,
dalam surat an Nahl ayat 68 :
ƒ
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah
sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempattempat yang
dibikin manusia”.
4) Kata Faqiha,
dalam surat at-Taubah 122 :
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min
itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
5) Kata
Tadzakkara, dalam surat an-Nahl ayat 17 :
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama
dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran”.
6) Kata Fahima,
dalam surat al-Anbiya ayat 78 :
“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu
keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh
kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang
diberikan oleh mereka itu”.
7) Kata ‘Aqala,
dalam surat al-Anfaal ayat 22 :
ƒ
“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang
seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang
tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang
dijelaskan dalam surat al-Hijr ayat 29 :
™
“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan
meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.
b) Tujuan hidup muslim
Hakikat manusia
menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia
adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Manusia
sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan
Berketerampilan, cerdas serta pandai.
c) Manusia Sempurna Menurut Islam
§ Jasmani Yang
sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki
agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan
mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu
sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani yang
sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim
yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam
mencari rezeki untuk kehidupan.
Para pendidik
Muslim sejak zaman permulaan-perkembangan Islam telah mengetahui betapa
pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan latihan
kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam
surat Hud ayat 37 :
“Dan buatlah
bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau
bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan
ditenggelamkan”.
§ Cerdas Serta Pandai
Islam
menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan
dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai
oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu
dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a)
Memiliki sains
yang banyak dan berkualitas tinggi.
b)
Mampu memahami
dan menghasilkan filsafat.
c)
Rohani yang
berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani
(tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani
terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.
Islam sangat
mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus
Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara
sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al-Qur’an tempatnya didalam kalbu.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif
Islam, PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV.
Pustaka Setia, Bandung, 1998.
0 komentar:
Posting Komentar