A. Pendahuan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya akan selalu mendapat pengaruh
dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia
untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana
sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan
pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Dalam perspektif pendidikan Islam, lingkungan dapat memberi
pengaruh yang positif atau negatife terhadap pertumbuhan jiwa dan kepribadian
anak. Pengaruh lingkungan yang dapat terjadi pada anak diantaranya adalah
akhlak dan sikap keberagamaannya. Mengingat besarnya pengaruh lingkungan
terhadap kepribadian dan watak anak, maka dalam perspektif pendidikan Islam
lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan fisiologis, psikologis dan
sosio-kultural.
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya
Lingkungan terhadap terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam.
Oleh karena itu, kami akan menguraikan makalah yang berjudul “Lingkungan
Pendidikan dalam Perspektif Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Lingkungan dalam Perspektif Islam
2. Macam-macam Lingkungan dalam Pendidikan Islam
3. Jenis Lembaga Pendidikan Islam
4. Tugas Lembaga Pendidikan Islam
C. Pembahasan
1. Pengertian Lingkungan dalam Perspektif Islam
Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar diri anak
dan mempengaruhi perkembangannya. Menurut Sartain (seorang ahli psikologi
Amerika) , bahwa lingkungan sekitar meliputi kondisi dalam dunia yang
mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Sedangkan Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif
pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan
adaptasi, meliputi:
1. Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan,
sungai, danau, lautan, dsb.
2. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan
masyarakat.[1]
2. Macam-macam Lingkungan dalam Pendidikan Islam
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam
pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagamaan anak, yaitu :
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
Lingkungan semacam ini adakalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan
adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
b. Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi
tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak
beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
c. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar
dan dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi yang kuat
kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan yang ada. Apabila lingkungan
ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka
kemungkinan besar hasilnya pun baik pula.
Dari uraian tersebut, lingkungan pendidikan dapat dibedakan
mejadi tiga macam :
1) Pengaruh lingkungan positif, yaitu lingkungan yang
memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk menerima,
memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2) Pengaruh lingkungan negatif, adalah lingkungan yang
menghalangi anak untuk menerima, memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran
Islam.
3) Lingkungan netral, adalah lingkungan yang tidak
memberikan dorongan untuk meyakini atau mengamalkan agama, dan juga tidak
melarang anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.[2]
3. Jenis Lembaga Pendidikan Islam
Menurut Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban
melaksanakan pendidikan Islam adalah:
a. Rumah tangga, yaitu pendidikan primer untuk fase bayi dan
fase kanak-kanak sampai usia sekolah. Pendidiknya orangtua, sanak kerabat,
famili, saudara-saudara, teman sepermainan, dan kenalan pergaulan.
b. Sekolah, yaitu pendidik sekunder yang mendidik anak mulai
dari usia masuk sekolah sampai ia keluar dari sekolah tersebut. Pendidiknya
adalah guru profesional.
c. Kesatuan sosial, yaitut pendidikan tersier yang merupakan
pendidikan yang terakhir tetapi bersifat permanen. Pendidiknya dalah
kebudayaan, adat istiadat, dan suasana masyarakat setempat.[3]
1) Keluarga
Keluarga adalah ikatan laki-laki dengan perempuan
berdasarkan hukum perkawinan yang sah. Di dalam keluarga ini lahirlah anak-anak
dan di sinilah terjadinya interaksi pendidikan. Keluarga merupakan pendidikan
pertama dan utama karena di lingkungan inilah anak mendapatkan pendidikan untuk
pertama kalinya.
Pada tahun-tahun pertama, orangtua memegang peranan utama
dan memikul tanggung jawab pendidikan anak. Kasih sayang orangtua yang tumbuh
akibat dari hubungan darah, mempunyai arti yang sangat penting bagi
pertumbuhannya. Kekurangan kasih sayang orangtua menyebabkan anak keras kepala,
sulit diatur dan mudah memberontak. Dan jika kasih sayang dari orangtua
berlebihan dapat menjadikan anak manja, penakut dan sulit untuk hidup mandiri.
Oleh karena itu, orangtua harus pandai dan tepat memberikan kasih sayang kepada
anaknya, jangan kurang dan jangan pula lebih. Allah berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari siksa api neraka”. (Qs. Ar-Tahrim:6).
Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mau memberikan
dorongan yang kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Adapun
keluarga yang acuh dan tidak taat menjalankan agama, tidak akan memberikan
dorongan kepada anaknya untuk mempelajari agama bahkan melarang anaknya
mempelajari agama.
Setelah memasuki masa kanak-kanak, lingkungannya sudah
semakin luas. Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga lain pun telah
memegang peranan. Kasih sayang yang seperti yang diterima dari ibu-bapaknya,
tidak akan diperoleh dari keluarga-keluarga yang lain.[4]
2) Sekolah (Madrasah)
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting
sesudah keluarga. Semakin besar anak, semakin besar kebutuhannya. Karena
keterbatasanya, orangtua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut. Oleh
karena itu,orangtua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada sekolah.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan
pembinaan, pendidikan, pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana.
Pendidikan yang berlangsung di sekolah bersifat sistematis, berjenjang, dan
dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlansung dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi[5].
Telah diakui berbagai pihak bahwa peran sekolah bagi
pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah membina anak tentang
kecerdasan, sikap, minat dan lain sebagainya.
Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan islam,
yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk
berlangsungnya pendidikan agama islam. Lingkungan sekolah demikian inilah yang
mampu membina anak rajin beribadah, berpandangan luas, dan berdaya nalar
kreatif.
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang
menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak jumud, picik
dan berwawasan sempit sehingga menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan sekolah yang negatif terhadap pendidikan agama
yaitu lingkungan sekolah yang berusaha untuk meniadakan kepercayaan agama di
kalangan anak didiknya.
3) Tempat Ibadah
Yang dimaksud tempat ibadah yaitu seperti musholla, masjid
dan sebagainya. Oleh umat islam, tempat ini biasanya dalam bentuk madrasah
diniyah. Dan juga sering diadakan pengajian-peengajian umum seperti untuk
peringatan hari-hari besar Islam, tabligh akbar, diskusi, dan seminar[6].
4) Masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat
oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama setiap masyarakat. Masyarakat
merupakan lembaga kedua setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah
dimulai sejak anak-anak.
Organisasi-organisasi islam yang tumbuh di dalam masyarakat,
antara lain:
a) Taman Pengajian Al-Quran (TPQ)
TPQ adalah lembaga pendidikan islam tingkat dasar diluar
sekolah. Pesertanya secara umum ditujukan pada anak-anak usia taman kanak-kanak
atau TK, tetapi pada prakteknya sering ditemui anak-anak usia SD atau SLTP
bahkan terkadang SLTA yang ingin lancar membaca Al-Quran.
b) Majelis Ta’lim
Majlis Ta’lim adalah salah satu sarana pendidikan dalam
islam. Majelis Ta’lim lebih kita kenal dengan istilah pengajian-pengajian.
Umumnya berisi ceramah atau khotbah-khotbah keagamaan islam, juga sering
digunakan sebagai wahana diskusi ilmiah, sosiologis, politik, hukum dan
sebagainya.[7]
4. Tugas Lembaga Pendidikan Islam
a. Tugas Keluarga
Orangtua dituntut untuk menjadi pendidik yang memberikan
pengetahuan pada anak-anaknya dan memberikan sikap serta keterampilan yang memadai,
memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya, memberikan contoh sebagai keluarga
yang ideal, bertanggungjawab dalam kehidupan keluarga, baik yang bersifat
jasmani maupun rohani.
Orangtua diperintahkan untuk menyelamatkan keluarganya dari
siksa api neraka. Seperti dalam firman Allah surat At-Tahrim(66):6 yang artinya
: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”.
b. Tugas Sekolah (Madrasah)
An-Nahlawi mengemukakan bahwa sekolah (madrasah) mempunyai
tugas :
1) Merealisasikan pendidikan yang didasarkan atas prinsip
pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan,
2) Memelihara fitrah peserta didik sebagai insan yang mulia,
3) Memberikan kepada peserta didik seperangkat peradaban dan
kebudayaan islami,
4) Membersihkan pikiran dan jiwa peserta didik dari pengaruh
subjektivitas (emosi) karena pengaruh zaman dewasa ini lebih mengarah kepada
penyimpangan fitrah manusiawi,
5) Memberikan wawasan nilai dan moral serta peradaban manusia
agar pemikiran peserta didik menjadi berkembang,
6) Menciptakan suasana kesatuan dan kesamaan antar peserta
didik.
Tugas-tugas madrasah tersebut membutuhkan administrasi yang
memadai, yang mencakup berbagai komponen, sehingga dalam lembaga madrasah tersebut
terdapat tertib administrasi yang pada dasarnya bertujuan melancarkan
pelaksanaan pendidikan yang dilaksanakan.
c. Tugas Lembaga Pedidikan Masyarakat
· Tugas Masjid
Pada masa permulaan Islam, masjid memiliki fungsi yang
sangat agung. Namun, pada masa sekarang sebagian besar fungsi tersebut
diabaikan oleh kaum muslimin. Dahulu, masjid berfungsi sebagai pangkalan
angkatan perang , pembebasan umat dari penyembahan terhadap manusia,
berhala-berhala dan thagut, agar mereka hanya beribadah kepada Allah. Di
samping itu, masjid juga berfungsi sebagai markas pendidikan. Di situlah
manusia dididik supaya memegang teguh keutamaan, cinta kepada ilmu pengetahuan,
mempunyai kesadaran sosial, serta menyadari hal dan kewajiban mereka dalam
negara Islam. Di samping itu, masjid juga merupakan sumber pancaran moral
karena di situlah kaum muslimin menikmati akhlak-akhlak yang mulia.
· Tugas Pesantren
Menurut Yusuf Amir Feisal, pesantren memiliki tugas sebagai
berikut :
ü Mencetak ulama yang menguasai ilmu-ilmu agama,
ü Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama,
ü Mendidik agar objek memiliki kemampuan dasar yang relevan
dengan terbentuknya masyarakat beragama.[8]
D. Kesimpulan
· Lingkungan pendidikan perspektif islam adalah sesuatu yang
ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1. Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan,
sungai, danau, lautan, dsb.
2. Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan
masyarakat.
· Macam-macam Lingkungan dalam Pendidikan Islam
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh, ada tiga macam
pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagamaan anak, yaitu :
a. Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama
b. Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi
tanpa keinsyafan batin.
c. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan
dalam kehidupan agama.
· Jenis Lembaga Pendidikan Islam
Menurut Sidi Gazalba, lembaga yang berkewajiban melaksanakan
Pendidikan Islam adalah:
a. Rumah tangga
b. Sekolah
c. Kesatuan sosial
3. Tugas Lembaga Pendidikan Islam
a. Tugas Keluarga
Orangtua dituntut untuk menjadi pendidik yang memberikan
pengetahuan pada anak-anaknya dan memberikan sikap serta keterampilan yang
memadai, memimpin keluarga dan mengatur kehidupannya.
b. Tugas Sekolah (Madrasah)
An-Nahlawi mengemukakan bahwa sekolah (mdrasah) mempunyai
tugas yang diantaranya merealisasikan pendidikan yang didasarkan atas prinsip
pikir, akidah, dan tasyri’ yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan,
serta memelihara fitrah peserta didik sebagai insan yang mulia.
c. Tugas Lembaga Pedidikan Masyarakat
Mendidik muslim yang dapat melaksanakan syariat agama dan
mendidik agar objek memiliki kemampuan dasar yang relevan dengan terbentuknya
masyarakat beragama.
4. Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, kami sadar ini jauh
sekali dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Dan kami harap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Abd. Rohman. Pendidikan Islam Inegratif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2005
Sudiyono, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT.
Rineka Cipta. 2009
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
2010
http://harun-nasution.blogspot.com/2012/08/lingkungan-pendidikan-dalam-perspektif.html
(11-12-12) (12:15)
[1] http://harun-nasution.blogspot.com/2012/08/lingkungan-pendidikan-dalam-perspektif.html (11-12-12) (12:15)
[2] Drs.H.M.Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), hal.298-300
[3] Drs.Bukhari Umar,M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (HAMZAH,
Jakarta, 2010), hal.150
[4] Drs.H.M.Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), hal.301
[5] Drs.Bukhari Umar,M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (HAMZAH,
Jakarta, 2010), hal.152
[6] Drs.H.M.Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), hal.302-305
[7] Abd. Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), hal. 160-161
[8] Drs.Bukhari Umar,M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (HAMZAH,
Jakarta, 2010), hal.153-161
0 komentar:
Posting Komentar