METODE PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah :Ilmu Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu: Sofa Muthohar
Oleh:
MUHAMMAD QOSYIM (NIM. 133211027)
FARIDATUL HIDAYAH (NIM. 133211028)
AHMAD ARIF MUZAKI (NIM.133211029)
AKHMAD KHAYATUDDIN (NIM.133211030)
ISWANTO (NIM.133211031)
MARASUDIN SIREGAR (NIM.133211032)
LELA ISTIFAROH (NIM.133211033)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Keberhasilan da’wah Rasulullah SAW dapat disimpulkan pula sebagai keberhasilan pendidikan yang merupakan
tanggungjawab kenabiannya, kondisi umat yang yang jahiliyyah dapat berubah
menjadi khair al-ummah, tentu hal ini mengindikasikan adanya metode-metode
pendidikan beliau yang tepat dan akurat. Kondisi
umatdewasaini juga mengalami kemunduran terutama dalam hal moral, maka tentu
pendidikan agama disini harus berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan
umat. Sehingga seyogyanya keberhasilan pendidikan Nabi seharusnya menjadikan
contoh dalam proses kependidikankhususnya dalam metode pembelajaran Nabi SAW.Nabi Muhammad SAW dalam pembelajaran beliau
mengkonsentrasikan kepada pengajaran akidah yang benar dan tazkiyah al-nafs,
keseimbangan dalam ilmu dan amal, mengajarkan ilmu dan berdakwah, menjaga
kesehatan jasmani dan akal serta bijaksana dalam menyikapi problem, sehingga
diketahui juga bahwa Nabi sangat mengusai berbagai macam metode pengajaran. Keberhasilan pendidikan Nabi Muhammad adalah karena penerapan
metode cinta kasih kepada murid-muridnya, sehingga terjalin ikatan emosional
yang kuat bagi mereka.
Metodepengajaran
memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengajaran dan
pendidikan.Pengajarantampak lebih terkait dengan pemberian wawasan kognitif
kepada peserta didik,yang selanjutnya dapat menimbulkan pengertianyang
mendukung penghayatan dan pengamalan secara lebih mantap.Dengandemikian
pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan untuk
tercapainya tujuan pengajaran sangat ditentukan oleh metodeyang diterapkan.
Islam sebagai
ajaran yang bersifat terbuka, menghargai pendapat manusia atau ijtihad,berorientasi
kepada sekarang dan masa depan dan progresif sangat mendukung adanya
upaya-upaya ijtihad dalam bidang metode pengajaran. Pada makalah ini akan
dibahas metode pendidikan dalam perspektif islam.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Apakahyang dimaksud metode
pendidikan perspektif islam?
B. Apa saja
macam-macam metode pendidikan perspektif islam?
C. Apa saja
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan?
D.
Apa saja tujuan, tugas, dan fungsi metode pendidikan perspektif islam?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metode Pendidikan
Secara harfiah
“metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode berarti suatu cara
kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Ia
merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”.[1][1] Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau
langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran
atau wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada
teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu
terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi. Ilmu-ilmu tersebut
erat kaitannya dengan metode karena didalamnya dijumpai pembahasan tentang jiwa
dan perkembangan manusia sebagai salah satu pertimbangan dalam menyampaikan
teori, konsep dan wawasan kepadanya.
Metode yang terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang
terdapat dalam berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode
pengajaran.Sedangkan ilmu yang mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode
yang terkait dengan pengajaran tersebut dinamai metodologi pengajaran.[2][2]
Metode
pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai
tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai
suprasistem ([soo'prah-sis"tem] sistem yang
sangatkompleks,sepertibangsa ataumasyarakat).[3][3] Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode
sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik.Abd
al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan,
pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah.
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah
bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya
dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman
yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Disamping itu,
pendidikpun perlu memahami metode-metode intruksional yang aktual yang
dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam
istilah Al-Qur’an disebut dengan pemberian anugerah (tsawab) dan hukuman
(‘iqob).
Selain kedua hal tersebut, bagaimana seorang pendidik dapat mendorong
peserta didiknya untuk menggunakan akal pikirannya dalam menelaah dan mempelajari
gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya (QS.Fushshilat: 53,
al-Ghasyiyah: 17-21),mendorong peserta didik untuk mengamalkan ilmu
pengetahuannya dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam kehidupan
sehari-hari (QS.Al-Ankabut: 45, Thaha: 132, Al-Baqarah: 183). Seorang
pendidikpun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini bahwa
islam merupakan kebenaran yang sesungguhnya, serta memberi peserta didik dengan
praktik amaliah yang benar serta
pengetahuan dan kecerdasan yang cukup.[4][4]
B.
Macam-Macam
Metode Pendidikan
Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan
kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metodeyang dikemukakan para
ahli.Yaitu metode ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi, simulasi,
eksperimen, penemuan dan proyek atau unit.
Macam-macam metode pengajaran ini secara
singkat telah terdapat dalam
perspektif islamdapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran,
yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung
dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan yang ingin
dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan, serta menghubungkan
antara materi yang akan disajikan dengan bahan yang telah disajikan.
Ceramah akan berhasil apabila mendapatkan
perhatian sungguh-sungguh dari peserta didik, disajikan secara sistemik,
menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merespons serta
memotivasi belajar yang kuat dari peserta didik. Pada akhir ceramah perlu
disampaikan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta adanya penilaian akhir.
2.
MetodeDiskusi dan Tanya Jawab
Metode ini diterapkan oleh Nabi Muhammad saw dalam rangka memberikan
kesan perhatian kepada peserta didik, memberikan motivasi, dan mengetahui
potensi akal peserta didik untuk dapat menjelaskan lagi apa yang telah peserta
didik ketahui. Dan metode ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur akan pemahaman
yang dikuasai peserta didik terhadap materi-materi yang telah diberikan oleh
Rasulullah (menyelami sejauh mana tingkat kecerdasan dan pemahaman peserta
didik).
Metode
ini dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan dari bahan pelajaran yang akan
diajarkan dan mengajukan pertanyaan. Metode ini banyak digunakan karena dapat
menarik perhatian, memacu keberanian, merangsang daya piker, membangun
keberanian, melatih kemampuan berbicara serta daritanya jawab
tersebut guru mengetahui kemampuan siswa secara objektif. Disisi lain metode
ini juga menimbulkan rasa takut pada peserta didik tertentu.[5][5]
3.
MetodeUshwah Hasanah
Metode ini tergolong dalam
metode pendidikan agama yang tertua dan paling sulit, dengan metode ini
pendidikan agama disampaikan melalui contoh teladan yang baik dari pendidiknya.
Umar bin Utbah
berkata kepada guru anaknya: “Hal pertama yang harus Anda lakukan dalam
mendidik anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena matanya melihatmu.
Kebaikan baginya adalah apa yang kau lakukan, dan keburukan adalah apa yang kau
tinggalkan.” (Al-Ajami, 2006: 132)
Dikatakan:
carilah guru yang baik agamanya untuk mengajar anakmu, karena agama anak
tergantung pada agama gurunya. Rasul adalah teladan utama bagi muslimin, (QS
Al-Ahzab:21). Ia teladan dalam keberanian, konsisten dalam kebenaran, pemaaf,
rendah hati dalam pergaulan dengan tetangga, pada sahabat, dan keluarganya.
Pendidik harus meneladani Rasul dan para sahabat.
4.
MetodeEksperimen
Metode ini biasanya dilakukan dalam suatu
pelajaran tertentu sepert pelajaran yang berhubungan dengan alam, kimia, dan
sejenisnya.Biasanya terhadap ilmi-ilmu alam yang di dalam penelitian
menggunakan metode yang sifatnya objektif.Eksperimen ini dapat dilakukan didalam
kelas, diluar kelas ataupun didalam laboratorium tertentu.[6][7]
5.
MetodePemberianTugas
Suatu cara mengajar dimana seorang guru
memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil dari
tugas tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung
jawabkannya. Tanggung jawab itu berupa menjawab test yang diberikan oleh guru
baik secara lisan ataupun tertulis.[7][8] Yang terpenting dalam metode ini adalah
melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis, bebas dan ilmiah sehingga
dapat memecahkan problem yang
dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggung-jawabkannya.
6.
Metode Anugerah
Metode anugerah ini pada
hakikatnya memanafaatkan kecenderungan manusia yang pasti memiliki cita-cita,
harapan dan keinginan. Maka dengan metode ini, sesorang yang mengerjakan
perbuatan yang baik atau mencapai prestasi tertentu, diberikan suatu anugerah
yang menarik sebagai imbalannya. Dengan demikian orang dirangsang untuk
mengejar anugerah yang diinginkan, dengan melakukan suatu perbuatan atau mencapai
suatu prestasi.
Bentuk kongkrit dari
metode ini adalah pemilihan bintang pelajar, pemberian tanda penghargaan,
melalui perlombaan-perlombaan yang para pemenangnya diberikan hadiah-hadiah
menarik.
7.
Metode Hukuman
Metode yang berbentuk
pemberian tindakan tertentu yang dijatuhkan kepada anak didik secara sengaja
dan sadar, sehingga menimbulkan kesusahan bagi mereka yang diharapkan dapat
menimbulkan rasa menyesal dan sadar akan kesalahannya serta berjanji tidak
mengulangi kesalahannya. Metode ini seharusnya dipergunakan oleh pendidik
sebagai alternatif terakhir bila anak didik telah terlebih dahulu diberikan
teguran, peringatan namun mereka masih saja bekelakuan buruk.
Masih banyak lagi metode-metode pembelajaran
yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan masing-masing dari suatu kegiatan
belajar-mengajar.
C.
Faktor-FaktoryangPerludi
Pertimbangkan dalam Memilih Metode Pendidikan
Sebuah metode
akan menjadi efektif apabial digunakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor
sebagai berikut:
1.
Faktor tujuan dan bahan pelajaran
Sebagaimana diketahui bahwa setiap proses
pendidikan atau pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang
bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik. Perbedaan tujuan ini menghendaki
adanya perbedaan metode yang digunakan. Demikian pula, bahan pelajaran yang
akan diajarkanpun harus menjadi bahan pertimbangan dalam memilih metode.
Islam memberikan panduan dan arahan tentang
cara menggunakan metode dengan memperhatikan tujuan dan bahan pelajaran, yaitu
berpadunya metode dan cara-cara dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa ajaran
dan akhlak islam yang mulia. Pendidik muslim, baik sebagai bapak, guru, labia
atau da’i, mengambil tujuan-tujuan metode, prinsip dan alat-alatnya dari akhlak
islam. Misalnya guru memulai pelajarannya dengan menyebut nama Allah dan memuji
kepada-Nya, serta bersholawat yang mulia. Kemudian ditutupnya seperti sewaktu
membukanya.[8][9]
2.
Faktor peserta didik
Omar Mohammad al-Toumiy
al-Syaibani mengatakan: “maka diantara kewajiban guru muslim adalah bahwa ia
memahami sepenuhnya kekuatan dan ciri-ciri bio-psikologis, yang bermakna
sekumpulan kekuatan dan ciri-ciri jasmaniah dan psikologis yang mempengaruhi
tingkah laku pelajar pada proses belajarnya. Seorang guru muslim wajib
memelihara dan mempertimbangkan berbagai ciri-ciri peserta didik tersebut dalam
kegiatan pengajarannya untuk menjamin kejayaan dalam pekerjaannya.
3.
Faktor Lingkungan
Perbedaan lingkungan harus pula menjadi
pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Lingkungan dirumah, sekolah,
masyarakat, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya berbeda-beda.Hal ini
menghendaki adanya perbedaan dalam menggunakan metode pengajaran.
4.
Faktor alat dan sumber belajar
Alat belajar dengan berbagai macamnya dan juga
bahan belajar yang tersedia dengan berbagai macamnya, harus jadi pertimbangan
dalam menetapkan metode pengajaran.Hal ini perlu dilakukan, karena setiap
metode menghendaki alat dan sumber yang berbeda-beda.Alat dan sumber belajar
untuk metode ceramah misalnya, berbeda dengan alat dan sumber belajar untuk metode
simulasi, eksperimen, dan sebagainya.
5.
Faktor kesiapan guru
Penggunaan setiap metode menuntut wawasan,
keterampilan dan pengalaman guru yang akan menerapkannya. Penggunaan metode
ceramah misalnya jauh lebih mudah daripada penggunaan metode diskusi dengan
berbagai macamnya. Seorang guru yang tdak memilikiwawasan, pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan metode tersebut, karena tidak akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan.[9][10]
D.
Tujuan, Tugas,
dan Fungsi Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Pendidik dalam
proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi
yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai
metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi
mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama
dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.
Tujuan diadakan
metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih
berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk
mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan
gairah belajar peserta didik secara mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi
metode pendidikan islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong
usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta
didik. Disamping itu, dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode
pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan
yang serasi antara pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan
pendidikan islam.
Tugas utama metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi
prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan
pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa
mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta
meningkatkan keterampilan olah pikir. Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah
mambuat perubahan dalam sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang
berhubungan dengan pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana
faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan nyata.[10][11]
IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas
penulis menyimoulkan sebagai berikut ;
1.
Metode pendidikan dalam perspektif adalah prosedur umum dalam penyampaian materi
untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat metodedan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan islam, yaitu
terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada
Allah SWT.
2. Macam-macam metode
pendidikan dalam perspektif islam, yakni metode ceramah, diskusi dan tanya
jawab, uswah hasanah, eksperimen, pemberian tugas, metode anugerah serta
hukuman.
3. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan, yaitu faktor tujuan dan bahan
pelajaran, peserta didik, lingkungan, alat dan sumber belajar serta kesiapan
guru.
4.
Tujuan metode pendidikan dalam perspektif islam adalah menjadikan
proses dan hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil
guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran
islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik. Adapun fungsinya adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi
kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong
usaha kerjasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta
didik. Sedangkan tugasnya adalah mengadakan aplikasi
prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan
pendidikan yang terealisasi melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa
mengetahui, memahami, menghayati dan meyakini materi yang diberikan, serta
meningkatkan keterampilan olah pikir.
V. PENUTUP
Demikian
makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Cholid. 2009Manajemen Metode
Pembelajaran Rasulullah SAW (Studi Atas Kitab Tarbiyah al-Nabi Liashabih Karya
Khalid ‘Abdullah al-Qurasyi).Masters thesis,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah, et all..2001. Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Nata, Abuddin.
2011. Perspektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ramayulis.2008. Metodologi Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Abrasyi, Al-, M. Athiyah, Rûh Al-Tarbiyah wa Al-Ta’lîm,
(Kairo: Isa Al-Babi An-Nalabi & Co., t.th.).
Ajami,
Al-, Muhammad Abdussalam, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah: Al-Ushûl wa Al-Tathbîqât,
(Riyadh: Dâr Al-Nâsyir Al-Daulî, 2006), Cet. I.
http://mcdens13.wordpress.com/2013/04/21/metode-pendidikan-dan-pengajaran-nabi-muhammad-saw-dalam-proses-belajar-mengajar/ 29/11/2013 2:50 pm
[1][1]Dr. Zakiah
Daradjat, et all.,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), cet. kedua, hlm. 1
[2][2]Prof. Dr. H.
Abuddin Nata, M.A., Perspektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), edisi
pertama cet. kedua, hlm. 176
[3][3]Prof. Dr. Abdul
Mujib, M.Ag. dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si., Ilmu Pendidikan Islam,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), edisi pertama cet. ketiga, hlm. 165
[7][8]Prof. Dr.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2008), cet. kelima, hlm. 329
0 komentar:
Posting Komentar