Album Live pertama di dunia
Memasuki
tahun 2004 dimana punk berhasil menggebrak musik Indonesia, Kaka
mengubah image dirinya dengan rambut mohawk. Punk ala Slank. Begitu
mereka menyebutnya. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road
to Peace 24 Kota. Yang menarik dari konser ini adalah, dibawakannya
lagu-lagu baru yang belum pernah dibawakan dan hasil lagunya direkam
secara live dan dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam
lagu, rilis, kemudian tour,, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam
secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama
Road to Peace. Naif juga berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang
direkam di studio Parah milik Slank. Dua lagu yaitu Amrozy Gitting dan
P3K direkam di Potlot, markas mereka sedangkan yang lainnya direkam di
atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi jagoan di album ini. Di
album ini juga dimasukkan sebuah karya dari Mochtar Embut berjudul Mars
Pemilu yang diaransemen menjadi aransemen rock oleh Slank. Album ini
konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah
ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan
Blues Traveler,, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung
seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak
ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota
tempat mereka akan show. Bahkan lagu Make Love Not War direkam saat
Slank sedang checksound di Yogyakarta. PV lagu Mars Slanker mencampurkan
unsur animasi di dalamnya sedangkan PV lagu Salah, lagi-lagi Slank
tidak ada di video tersebut.Bonus dari album ini adalah sebuah poster
dan masker berlogo peace yang di design oleh seorang Slanker dari
Makassar bernama Firman.
Tahun 2004 ini juga Slank
mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia Aid di Thailand dan
membawakan sebuah lagu yang diambil dari album Satu Satu yaitu
Karikatur. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut
adalah Simple Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou
Hoobastank, dll.
Di akhir tahun 2004, lagi-lagi
Slank merilis sebuah album baru. P.L.U.R adalah nama albumnya. PLUR
adalah singkatan dari kata Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan
baru Slank (sebelumnya Slank setia dengan jargon Piss). Album ini
mengandalkan Ku Tak Bisa, Biru, dan Juwita Malam sebagai jagoan. Juwita
Malam ini adalah lagu ciptaan Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi.
Punk dan Blues. Lagu Juwita Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film
Banyu Biru yang dibintangi Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu
Indonesiakan Una. Bonus album ini adalah sebuat sticker dan poster
kalender. Dan album ini, di akhir tahun 2005 menurut majalah GitarPlus
masuk sebagai album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan
Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan
Ridho yang cenderung blues dan rock 'n roll menyaru ke permainan gitar
rock modern.
Di tahun 2004 ini Slank
merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya pada 26 Desember
bertepatan dengan bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun
Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation. Lagu Gossip
Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.
Bencana Aceh tersebut lantas
dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan
sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya di
awal tahun 2005, Slank dan Iwan Fals diajak oleh Deteksi Production
untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul Bersatu
Dalam Damai. Slank dan Iwan Fals berhasil mengumpulkan total 2,9 Milyar
Rupiah yang akan disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh
dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar
sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang
disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini
dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari
penonton yang mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih
dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol.
Di tahun 2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya show di Korea Selatan. Pada tanggal 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota Gwangju. The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu Bang Bang Tut dan Virus (English Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band,musisi yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.
Masih di tahun yang sama, Abdee Negara selaku gitaris Slank melelang gitar Fender Stratocoaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, perkiraan Abdee ternyata jauh meleset. Angkanya terus naik dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta. Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat ingin meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya itu (gitar Abdee tersebut dipakai saat rekaman maupun tour Slank dari pertama Abdee bergabung) dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga sempat melelang bass Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.
DI tahun 2005, Slank sempat merilis sebuah Video Live dalam format DVD dan VCD. Diambil dari konser A Mild Live Soundrenaline saat itu. Lagu-lagu nya di ambil dari lima kota tempat berlangsungnya konser tersebut (Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang). Slank juga mengajak vokalis Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu I Miss You But I hate You. Ada sedikit dokumentari di setiap clip nya.
0 komentar:
Posting Komentar