Jakarta
- Menyambut tahun 2012, ada baiknya masyarakat mewaspadai sejumlah
fenomena alam yang kemungkinan terjadi. Sedikitnya ada 9 kejadian alam
yang perlu diperhatikan dan disiapkan proses mitigasinya secara benar.
Berikut 9 fenomena alam tersebut seperti yang disampaikan oleh staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana alam,
Andi Arief, dalam rilis kepada detikcom, Sabtu (31/12/2011):
Andi Arief, dalam rilis kepada detikcom, Sabtu (31/12/2011):
1. Ancaman dari Gempa-Tsunami
Mentawai (Siberut) 8,9 SR yang dapat mengancam satu juta lebih penduduk
di Padang, Pariaman, Painan dan wilayah lain di Sumatera Barat serta
Bengkulu, khususnya di sepanjang pesisir barat. Catatan pengukuran
jaringan CGPS SuGAr LIPI menunjukan keadaan lewat jatuh tempo
pengulangan gempa besar 8.7 SR tahun 1833.
2. Potensi Gempa di Selat Sunda -
Selatan Jawa Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa
Barat, Bali, potensi ancaman gempa di jalur patahan aktif besar seperti
di Patahan Palukoro-Matano di Sulawesi, Patahan Sorong dan
Tarerua-Aiduna di Irian, dan banyak lagi sistem patahan besar di darat
dan juga wilayah lautan khusunya di Indonesia Timur yang belum banyak
diteliti dan dikenal orang.
3. Setelah gempa Aceh 2004 dan
Gempa Sendai, Jepang 2011, kita dihadapkan pada gunung-gunung api yang
terus menerus menggeliat. Setelah letusan besar Merapi 2010, sekarang
dihadapkan dengan letusan khususnya Gunung Gamalama dan aktivitas
Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga.
4. Bahaya sekunder gunung api
terutama di Sekitar aliran sungai pasca letusan Merapi 2010. Potensi
banjir longsoran material erupsi Merapi 120 juta m3
5. Potensi Gempa dari patahan
besar Sumatra yang sudah cukup banyak diteliti serta gunung api lain pun
ada yang bisa menjadi kejutan bencana karena pengetahuan dan database
kegempaan gunung api kita masih minim. Untuk Patahan Sumatra segmen yang
sudah lama bertapa termasuk: di wilayah Aceh, Toba, Pasaman, Bukit
Tinggi ke Utara, Dempo, dan Teluk Semangko serta Selat Sunda.
6. Bencana lumpur Porong
Sidoarjo yang masih belum selesai, dan belum adanya kepastian
penghitungan volume sumber lumpur yang masih terus keluar dari dalam
bumi. Proses subsidensi (penurunan tanah) dan fenomena ikutannya berupa
keluarnya gas hidrokarbon dari dalam bumi lewat rekahan-rekahan,
deteriorasi kualitas lingkungan-air tanah, udara dan rambatan kerusakan
dinamis pada infrastruktur di sekitar daerah semburan (di luar tanggul)
masih terus terjadi.
7. Ancaman banjir di mana-mana,
khususnya Kota-kota besar seperti Jakarta dengan intensitas sama seperti
yang terjadi tahun 2002 dan 2007 dan Semarang. Untuk di daerah-daerah,
terutama di lereng-lereng bukit juga sering disertai dengan bencana
longsor atau banjir bandang.
8. Iklim yang sepertinya menjadi
kian tidak menentu dan ekstrim yang juga bisa menyebabkan bencana,
termasuk ancaman berbagai wabah penyakit. Disamping adanya ancaman
terhadap sistem ketahanan pangan dan energi.
9. Meningkatnya frekuensi
kejadian topan-badai di laut, gelombang tinggi serta munculnya fenomena
angin ribut beliung akibat depresi lokal.
0 komentar:
Posting Komentar